Alkisah pada dahulu kala di sebuah hutan yang lebat dan sangat indah, hiduplah seekor monyet yang sering bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya di sekitar hutan. Di hutan yang sama pula, hidup sepasang suami istri harimau di dalam rumah kayu yang tidak jauh dari sisi pinggir sungai. Perbesar Ilustrasi Hutan dalam Cerita Fabel Pendek.

Cerpen Karangan Nurul FadhillahKategori Cerpen Fabel Hewan Lolos moderasi pada 9 May 2017 Pada zaman dahulu hiduplah seekor monyet rakus. Ia tidak pernah memikirkan teman-temannya yang sedang kelaparan. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib binatang lain di hutan. Pada suatu hari ada seekor kancil dan kura-kura yang sedang berkebun. Mereka menanam berbagai macam buah-buahan ada pisang, semangka, manggis dan melon. Pada siang hari monyet sedang kelaparan. Ia sulit mencari makanan karena musim kemarau. “Huh… huh… Haus… Lapar…” keluh monyet. Tiba-tiba ia melihat kancil dan kura-kura yang sedang memanen buah semangka. Monyet berniat untuk menghampiri kancil dan kura-kura untuk meminta hasil kebun mereka. “Hai kancil, hai kura-kura” sapa monyet. “Hai monyet” Jawab kancil dan kura-kura dengan serempak. “Apa aku boleh meminta buah-buahan kalian? Aku sangat lapar.” Permintaan dan keluh monyet. “Silahkan monyet. Kami tidak bisa menghabiskan semuanya berdua saja. Tapi sisakan untuk kami.” Ucap si kura-kura. Dengan gembiranya monyet langsung memakan buah-buahan di kebun kancil dan kura-kura. Tetapi, monyet tidak mendengarkan ucapan kura-kura, ia menghiraukan pesan kura-kura. Tiba-tiba monyet melihat banyak sekali pohon pisang, ia berniat untuk memakannya. Tetapi, si kancil mencegahnya karena pisang tersebut belum matang. “Jangan dimakan monyet. Pisang itu belum matang.” Perintah kancil Monyet tetap memakannya. Tetapi, monyet memuntahkannya kembali karena rasanya masih sangat asam. Sampai akhirnya monyet menemukan pisang yang sudah matang. Ia memakannya sendiri dan tidak membagikannya kepada kancil dan kura-kura. Ia memakannya sambil bersantai di bawah pohon pisang. “Turun kau monyet. Jangan kau habiskan pisang itu.” Perintah kancil dengan amarahnya yang sudah memuncak. Namun, monyet tidak mempedulikan ucapan kancil. Kancil dan kura-kura berencana untuk membuat jebakan untuk monyet. Kancil bertugas untuk mengumpulkan kotoran dan kura-kura bertugas untuk mengumpulkan daun-daunan kering. Kotoran hewan tersebut diletakkan di bawah pohon pisang tempat monyet memakan pisang, kotoran tersebut ditutupi oleh daun-daunan kering. Setelah menghabiskan pisang di pohon itu, monyet turun dari pohon dengan meloncat ke bawah dengan penuh kegembiraan. Dan hasilnya tubuh monyet pun jatuh tepat di atas kotoran hewan. Monyet berguling-guling ke tanah untuk menghilangkan kotoran itu. “Aaaaaaa…” Teriak monyet. “Ahahahaa rasakan akibatnya monyet.” Ucap kancil dan kura-kura dengan tertawa. Monyet pun melihat sungai dan langsung meloncat ke air ia menangis karena badannya bau dan kotor. Dengan perasaan iba Si kancil dan Si kura-kura membantu monyet membersihkan diri di sungai. Akhirnya, monyet pun menyesal dengan perbuatannya. Ia meminta maaf kepada kancil, kura-kura dan binatang hutan lainnya. Ia berjanji tidak akan menjadi monyet yang rakus. Dan mau berteman dan berbagi ke binatang lainnya. Kancil, kura-kura dan binatang hutan lainnya memaafkan monyet. Mereka bersahabat baik dengan monyet. Monyet dan binatang lainnya pun bahagia Cerpen Karangan Nurul Fadhillah Facebook Nurul Fadhillah nama saya nurul fadhillah lahir di mojokerto 16 juli 2003. pelajar di SMPN 1 PURI. Cerpen Monyet Yang Rakus merupakan cerita pendek karangan Nurul Fadhillah, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Ketika Kucing Peliharaan Kesal Pada Majikannya Oleh Alyaniza Nur Adelawina Chutty selalu kesal sama majikannya yang masih 7 tahun. Namanya Syadiqa Raudatullah atau Syasya. Chutty adalah kucing peliharaan Syasya yang imut dan gemesin. Pantas saja jika gadis kelas 2 Tiga Cacing Oleh Simphony Valerian Sakinah Di suatu halaman rumah hiduplah tiga Cacing. Di pagi itu tiga Cacing mendengar kabar bahwa sang pemilik rumah akan memelihara ayam. Tiga Cacing tersebut segera berencana untuk menggali lubang Curahan Hati Pom Pom Oleh Sitti Nasirah Sang senja kembali menyapa. Matahari jingga beringsut menghilang, digantikan ufuk-ufuk merah pertanda waktu maghrib akan segera datang. Saatnya aku harus segera kembali ke rumah. Dari segelintir cerita orang tua Pohon, Tupai dan Burung Oleh Royyani Hwan Dalam sebuah hutan belantara, ada tiga sahabat yang sangat dekat satu sama lain. mereka adalah sebuah pohon tua, seekor burung dan seekor tupai. Sudah sedari kecil mereka bersama-sama, hingga Kisah Ayam Yang Sombong Oleh Faisal Amri Pada suatu hari di sebuah hutan yang rimba. hiduplah seekor ayam hutan jantan, karena ayam hutan itu sangat sombong dan keras kepala ia selalu mengajak semua binatang yang ada “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"

SANGMONYET YANG DEGIL. Pada suatu hari Sang Kancil dan rakannya Sang Kura-kura sedang menikmati keenakan buah-buahan di suatu kebun. Tiba-tiba mereka terdengar suara Sang Monyet yang sedang di dalam kelaparan. "Tolong aku Sang Kancil dan Sang Kura-Kura, aku amat lapar sekali. Sudah beberapa hari aku tak makan", kata Sang Monyet dengan sedih. Cerita Dongeng Kancil Dan Monyet. Fabel cerita dongeng cina Ada banyak pilihan cerita, dan dongeng fabel merupakan salah Animasi Sang Kancil Dan Monyet malayguguf from tipu muslihatnya berhasil, si monyet merasa sangat senang. Cerita kancil dan musang menggunakan latar tempat di hutan yang tak terlalu rimba. Begitu juga halnya pada dongeng Sangat Senang, Hari Ini Ia Berhasil Menangkap Seekor cerita dongeng bahasa sunda sangkuriang keywords Kisahnya bermula dari seekor musang yang kerap mencuri ayam milik para warga. Banyumas, kabupaten banyumas, jawa tengah 53144, Kancil Dan Monyet Sebenarnya Berteman Baik, Namun Memang Dasar Sifat Monyet Adalah Rakus Dan tanjung, purwokerto selatan, tanjung, kec. Suatu hari si monyet datang menemui kancil, ternyata si monyet ingin meminjam beberapa makanan milik kancil. Membuat kancil ingin membuat jera si Cerita, Dipagi Hari Yang Cerah tahu sendiri, aku ini perenang hebat. Nearby area or landmark is kec. Cerita hewan fabel harimau dan Banyak Pilihan Cerita, Dan Dongeng Fabel Merupakan Salah cerita dongeng bahasa sunda sangkuriang author Merasa tipu muslihatnya berhasil, si monyet merasa sangat senang. Monyet dan kerbau pun segera menuju kebun di seberang sungai, dan ketika menyeberangi sungai, si monyet naik ke punggung Anak Cerita Semut, Ulat Dan Kancil Mari Selamatkan Budaya Membaca Content rusa yang sombong, dongeng anak penuh makna. Diperjalanan pencarian makannya, si semut bertemu dengan seekor ulat yang sedang. Dia tak takut dengan pemangsa yang ingin memangsanya.
CeritaKancil dan Musang menggunakan alur maju. Kisahnya bermula dari seekor musang yang kerap mencuri ayam milik para warga. Karena semakin resah, para warga pun membuat jebakan untuk menangkap pencuri ayam mereka. Sialnya, musang bernama Musi itu mengetahui rencana warga. Meski begitu, ia tetap nekat mencuri ayam.
WAWANCARA Sudah 38 tahun usia filem animasi pendek ikonik, Hikayat Sang Kancil dan Monyet, diterbitkan Hassan Abd Muthalib. Dia seorang animator, pengkritik dan pengarah filem, serta pelukis Malaysia yang mempelopori filem animasi di yang sarat dengan kisah teladan itu sangat popular suatu masa dahulu dan ditayangkan di televisyen antara 1985 hingga menghampiri empat dekad usianya, filem itu sedikit pun tidak membuat penonton jemu bahkan masih lagi segar pada ingatan rakyat ramai juga yang mendambakan cerita-cerita sedemikian menghiasi kaca-kaca televisyen mereka, bukan seperti mana filem animasi yang sedia ada hari itu dikongsikan sendiri Hassan dalam temu bualnya bersama Malaysiakini di kediamannya di Pandan Indah, Kuala Lumpur, baru-baru kembali sejarah pembikinan filem pendek itu, Hassan berkata, dia langsung tidak pernah terfikir Hikayat Sang Kancil dan Monyet itu akan diulang tayang sehingga ke hari dengan politikKatanya filem animasi pertamanya itu yang mengambil masa selama 18 tahun untuk disiapkan."Tun Mahathir Mohamad jadi perdana menteri pada 1981. Sekitar 1982 hingga 1984 Datuk Seri Adib Adam yang diangkat sebagai menteri penerangan datang melawat Filem Negara Malaysia."Dia tengok filem yang pertama, Hikayat Sang Kancil yang memakan masa 18 tahun untuk siap, satu orang saja yang buat. Buat sikit-sikit," Hassan berkata, selepas ia disiapkan filem terbabit tidak dapat ditayangkan. Katanya, ia berpunca daripada sebab-sebab politik."Ahli politik punya kerenah. Jadi, akhirnya ditayanglah pada 1983," kepada pembikinan filem animasi pendek itu, kata Hassan dia telah diminta oleh menteri untuk menyiapkan 13 episod ketika dia sendiri awalnya langsung tidak tahu apa-apa mengenainya pembikinan filem animasi."Dia tak tanya pun sama ada kami tahu buat ke apa. Kami pun tak pernah buat. Saya pula baru naik pangkat, jadi ketua unit."Pada masa itu, takkan saya nak kata saya tak tahu buat animasi. Budak-budak ITM kini UiTM semua pun takut dibuatnya, dan saya pun kena kecamlah, kononnya nak angkat diri sendiri walhal saya pun tak tahu," bahasa filemApa yang lebih membimbangkan Hassan ialah, pembikinan filem animasi itu turut dilaporkan media pada ketika itu. Namun kata Hassan ada insan yang baik hadir untuk membantunya di saat dia benar-benar perlukan pembikinan filem animasi berkenaan, Hassan berkata ada sebab mengapa ia masih diingati dan ditonton ramai berbanding animasi kontemporari dan lebih kompleks."Sebab bahasa filem dalam Sang Kancil. Anugerah Merdeka sekitar 2018 yang saya dapat itu juga salah satunya sebab yang inilah, sebab bahasa filem," menerima Anugerah Merdeka 2018 bagi kategori pendidikan dan komuniti tajaan Petronas, ExxonMobil serta Shell kerana pencapaian luar biasanya mempelopori bidang animasi tempatan selama lebih 50 tahun."Shot yang pertama dalam filem itu ialah sungai dan pokok-pokok kekuningan kerana matahari baru nak naik. Dalam bahasa visual, kuning maknanya ada unsur spiritual."Maksudnya kaitan ia dengan orang adalah akrab, ada elemen spiritual atau sekurang-kurangnya dia adalah orang yang ada moral."Maknanya, cerita ini adalah sesuatu yang spiritual atau pun moral, ada mesej," Hassan, untuk menghasilkan sebuah filem yang baik, langkah pertama yang perlu diambil ialah meraikannya sebagai suatu karya, kemudian membawa sesuatu isu, diikuti menampakkan budaya sesuatu bangsa atau negara."Shot kedua baru ada rama-rama, nampak suasana cantik tetapi selepas itu kita tahulah akan ada kucar-kacir. Jadi, warna hijau, kuning ini semua warna-warna positif."Kemudian ada kancil berjalan dan berdiri dalam hutan dan ada bunga-bunga di depan, ada pula cahaya daripada atas."Tengoklah apa filem pun, kalau seseorang itu duduk di tepi tingkap dan cahaya jatuh dekat dia atau pun ada cahaya dari mana-mana datang, maknanya dia spiritual atau dia moral," di awang-awanganTambah Hassan, kadang-kadang ia seperti itu, katanya, ada dipaparkan dalam filem The Lion King apabila Rafiki mengangkat Simba dan pada masa itu awan terbuka serta ada cahaya berkenaan, katanya, menunjukkan bagaimana anak singa itu mendapat pengiktirafan dan restu untuk kemudiannya menjadi raja singa."Inilah bahasa visual, jangan main letak saja. Setiap shot harus bermakna serta cantik," Hassan, kontras yang diwujudkan pada babak monyet melompat-lompat dari pokok ke pokok tanpa menjejak tanah juga menghantar mesej yang bahasa filem, katanya, ia menunjukkan bagaimana ada sesuatu yang tidak betul pada haiwan tersebut dan ia berada di awang-awangan. Kemudian warna yang melatari babak itu ialah coklat dan ia adalah warna yang tidak ada harmoni dan mahu menunjuk-nunjuk."Selepas itu dia bergayut di pokok sehingga burung tengah tidur pun terjaga. Maknanya dia menyusahkan orang."Apabila monyet dan kancil bekerja di taman, shot datang dari belakang monyet. Ini dah negatif dan apabila monyet tak dengar cakap dengan memakan cili dia lompat-lompat dan pokok bersilang. Apa maknanya?"Maknanya, jelas monyet melakukan kesalahan tanpa perlu kancil cakap dan shot terakhir kancil dengan kura-kura berjalan balik dengan warna kuning, hijau dan sebagainya," Hassan bahasa filem sedemikianlah yang membuatkan karyanya terus diulang tayang dan diminati ramai, sama seperti cerita yang dihasilkan Allahyarham P Ramlee."Bahasa filem ini tersirat dan ada kesan kepada subconscious mind minda bawah sedar."Jadi, itulah kesan yang ada dalam Hikayat Sang Kancil dan Monyet," lanjut, Hassan yang dikenali juga dengan gelaran Bapa Animasi Malaysia berkata ada karyanya yang turut dikaitkan dengan kes rasuah pemimpin Umno ketika ia siap untuk itu katanya di negara ini sedang panas dengan isu dakwaan rasuah membabitkan Menteri Besar Selangor ketika itu, Allahyarham Harun Idris."Dalam Hikayat Sang Kancil ada satu dialog semasa buaya mengangkap kaki kerbau dan kancil datang."Kata Sang Kancil, apa yang dilakukan buaya itu salah. Lalu buaya itu berkata inilah dunia. Sang Kancil pun kata mari kita tanya tikar buruk yang hanyut dibawa sungai."Tikar buruk pun berhenti dan berkata semasa berguna kami dipakai, tapi bila dah tak berguna, dicampak," Hassan ketika itu ada menteri dari Umno yang menganggap animasi tersebut sebagai tidak cukup berkualiti, justeru tidak wajar katanya, keadaan berbeza selepas Mohd Adib menjadi menteri penerangan dan dia bertegas mahu karya tersebut disiarkan untuk tatapan umum.
Suatuhari di sebuah hutan, seekor Monyet yang sangat sombong. Ia selalu menyombongkan diri yang paling cerdas dan lincah. Ia membanggakan dirinya bahwa ia pemanjat yang hebat, ia juga bisa berlari sama cepatnya seperti Kelinci. Tibalah, hari yang di tunggu Kura-kura. Buah-buahan di kebunnya sudah berbuah. Ia sangat senang. Pada Zaman Dahulu,Disebuah Rimba Terdapat Seekor Kancil Yang Sangat Bijaksana Diberi Nama Sang Kancil. .Kisahnya Bermula Pada Suatu Hari Ketika Ia Sedang Keluar Mencari Makanan Dipinggir Kancil Sudah Beberapa Hari Tidak Makan Kerana Hutan Yang Dihuninya Itu Sudah Kehabisan Sumber Makanan. Nasib Menyebelahi Sang Kancil Apabila Dia Menemukan Beberapa Pohon Pisang Yang Tengah Masak Malangnya Pohon Pisang Tersebut Agak Tinggi Dari Jangkauan Sang Mencuba Mengigit Pisang Yang Terjuntai Cantik Itu Namun Puas Mencuba Dia Akhirnya Pergi Meminta Bantuan. Belum Lama Berjalan,Dia Terserempak Dengan Sang Monyet Yang Sedang Terbaring Kelaparan.''Wahai Sang Monyet,Aku Ingin Meminta Pertolongan Darimu.,''Kata Sang Kancil Dengan Kerana Sang Monyet Pandai Memanjat Jadi Ia Sangat Sesuai Untuk Menolongnya Memetik Pisang Itu.''Aku Tak Larat Kancil..Dah 4 Hari Aku Tak Makan.,''Balas Sang Monyet Lemah. ''Tidak Mengapa Wahai Sang Monyet, Kerana Aku Baru sahaja Menemukan Beberapa Pohon Pisang Yang Tengah Masak Ranum Dipinggir Sungai Petikkanlah Untuk Kita Berdua.,''Balas Sang Kancil Sangat Berharap Sang Monyet Sudi Menolongnya Kali Kata~kata Sang Kancil,Sang Monyet Terus Bersemangat.''Baiklah Kancil..Kau Tunjukkanlah Tempat Itu Kepadaku.,'' Katanya Kancil Pun Membawa Sang Monyet Ke Pinggir Sungai Tempat Letaknya Pisang~Pisang Tadi. Sebaik Sahaja Sampai,Sang Monyet Menjerit Segera Memanjat Pohon Pisang Tadi Dengan Memperdulikan Sang Kancil Yang Kelaparan Dibawah,Dia Memakan Pisang~Pisang Tersebut Dengan Gelojoh.''Lemparkanlah Aku Sedikit Pisang Wahai Sang Pun Sudah Beberapa Hari Tidak Makan.,''Teriak sang Kancil Dari Sang Monyet Tidak Memperdulikannya. Malah Ia Turut Melemparkan Kulit Pisang Kearah Sang Kancil Lalu Tertawa Girang. Sang Kancil Agak Terkejut Dengan Kelakuan Sang Monyet. Sang Kancil Juga Berasa Sangat Kesal Dan Kecewa Kerana Ketamakkan Sang Monyet Yang Langsung Tidak Memberinya Walau Sebiji Pisang.''Terima Kasihlah Kancil..Tunjukkan Aku Makanan Ni Tetapi Makanan Dihutan Ini Sudah Sangat Berkurangan Jadi Aku Tidak Mahu Berkongsi Pisang Ini Carilah Makanan Ditempat Lain Pula.,''Kata Sang Monyet Lalu Menjelirkan Lidahnya Kearah Sang Kemudian Melemparkan Kulit Pisang Kearah Sang Kancil Sambil Bernyanyi Riang. Sang Kancil Menggeleng~gelengkan Kemudian Beredar Dengan Perasaan Belum Jauh Berjalan,Dia Ternampak Duri~Duri Kayu Yang Panjang Dan Tajam Diatas Tanah . Tanpa Membuang Masa Dia Mengumpul Duri~Duri Tersebut Lalu Dibawa Ke Tempat Sang Monyet Yang Sedang Asyik Memakan Buah Pisang Dengan Riang Itu.'Oleh Kerana Ketamakkanmu,Aku Terpaksa Berbuat Bergini.,'Bisik Sang Kancil Perlahan Lalu Meletakkan Duri DiSekeliling Pohon~Pohon Pisang Tersebut Dan Kawasan Disekitarnya. Sang Monyet Tidak Menyedari Perbuatan Sang Kancil Kerana Lalai Menikmati Kelezatan Pisang Yang Sedang Masak Ranum itu. Setelah Selesai Meletakan Duri Diseluruh Kawasan Persekitaran Sang Monyet,Sang Kancil Pun Harus Pergi Mencari Makanan Ditempat Lain Pula Kerana Sang Monyet Tidak Mahu Berkongsi Makanan Dengannya. Apabila Sang Monyet Sudah Menghabiskan Kesemua Buah Pisang Tersebut Ia Melompat Ketanah Lalu Tercucuk Duri Yang Telah DiTabur Sang Monyet Akhirnya Mati Kerna Ketamakkannya. Kancildan Monyet Cerpen Karangan: Rizki Amin H Kategori: Cerpen Bahasa Jawa Lolos moderasi pada: 22 March 2014. Di suatu hutan belantara hiduplah seekor binatang yang bernama kancil, monyet dan buaya. suatu hari kancil mendengar berita bahwa di desa seberang sana banyak timun dan buah pisang yang sangat segar, setibanya di jalan kancil bertemu dengan Monyet. monyet bertanya pada kancil
Ingin membaca cerita dongeng si Kancil? Tentu ada banyak dongeng yang menjadikan hewan tersebut sebagai tokoh utamanya. Salah satu yang bisa kamu pilih adalah Kancil dan Musang yang licik. Kisah lengkapnya bisa kamu baca di artikel ini!Hewan apa yang kerap menjadi tokoh di dongeng anak-anak? Yap, siapa lagi kalau bukan si Kancil. Kadang ia digambarkan sebagai hewan licik, tapi ia juga kerap menjadi sosok yang bijak. Bila ingin membaca dongeng kancil versi bijaksana, maka cerita Kancil dan Musang adalah ini mungkin tak sepopuler dongeng Kancil Mencuri Timun. Akan tetapi, kisahnya cukup seru dan menarik. Ditambah lagi, cerita Kancil dan Musang juga mengandung pesan moral yang cocok untuk kamu bacakan pada tak sabar lagi ingin membaca kisah seru dongeng ini? Tak perlu banyak basa-basi lagi, langsung saja simak kisahnya di artikel ini, yuk! Ada ulasan singkat mengenai unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya juga, lho! Jadi, baca sampai habis, ya! Pada suatu hari, di hutan yang tak begitu rimba, hiduplah seekor musang bernama Musi. Ia suka sekali mencuri ayam ternak miliki warga yang tinggal di sekitar hutan. Setiap pagi, ia berjalan mengendap-endap di kandang ayam milik warga. Lalu, ia dengan cepat mengambil salah satu ayam dan menyantapnya. Para warga mulai resah. Mereka merasa rugi karena ayam-ayam peliharaan menghilang begitu saja. Oleh karena itu, saat pagi buta sebagian warga berjaga di sekitar kandang untuk menangkap sang pencuri. Tak hanya itu, mereka juga memasang jebakan di beberapa tempat. Musi yang licik ternyata sudah mengetahui bahwa para warga saling berjaga untuk menangkapnya. Ia juga sudah mengetahui di mana saja letak jebakan itu. Meski begitu, ia tak lantas menyerah, “Aku harus lebih berhati-hati dalam mencuri ayam warga. Kalau sampai ketahuan, mampuslah aku.” Pada suatu pagi yang masih buta, Musi melihat sekitar kandang. Saat para penjaga sedang tertidur, ia secara perlahan berjalan memasuki kandang. Ia lalu mengambil satu ekor ayam kecil. Saat sedang berjalan keluar, ayam itu berkokok dan membangunkan para penjaga. Dengan sigap, Musi berlari cepat dan masuk ke hutan. Para warga pun mengejarnya. Bertemu Kancil Musi berlari sangat kencang. Tanpa sengaja, ia menabrak seekor kancil bernama Kikan yang sedang makan rerumputan. “Aduh! Kenapa kau berlari tergesa-gesa, Mus! Sampai-sampai kau tak melihatku berdiri di sini,” ucap Kikan kaget bukan kepalang. Dengan liciknya, Musi berbohong pada Kikan. “Begini, Kan. Aku memang sedang terburu-buru. Sedari tadi aku mencarimu,” jawab Musi berdusta. ” “Ada apa kamu mencariku, Mus?” tanya Kikan. “Em, begini, tadi Harimau memberi tahu padaku kalau para warga sedang mencarimu. Maka dari itu, aku menemuimu agar kamu bisa kabur dari sini segera,” ucap Musi. “Benar aku yang mereka incar? Tampaknya, kamu yang mereka incar. Kamu kan yang sering mencuri ternak ayam di kampung dekat hutan ini,” jawab Kikan dengan cerdas. “Benarkah mereka mengincarku? Tapi, tadi Harimau mengatakan padaku bahwa kamulah yang jadi incaran para warga. Emm, bagaimana kalau kamu menemuinya saja? Ia berada di bawah pohon durian dekat rumah warga,” jawab Musi. Sebenarnya, Musi hanya mengarang cerita. Ia hanya ingin menjebak Kikan agar terperangkap dalam jebakan yang telah warga siapkan. “Benarkah Harimau itu ada di bawah pohon durian? Kau tak membohongiku, kan?” tanya Kikan. “Tentu saja tidak. Buat apa aku berbohong padamu?” ucap Musi meyakinkan Kikan. “Baiklah aku kan datang menemui Harimau di bawah pohon durian itu,” ucap Kikan sembari berjalan menuju pohon durian. Kancil yang Cerdik Sepanjang perjalanan menuju pohon durian yang Musi maksud, Kikan berpikir keras. “Apakah benar yang Musi ucapkan? Dari raut wajahnya, tampaknya ia sedang berbohong kepadaku,” ucapnya dalam hati. “Hmm, aku harus berhati-hati. Barangkali ia membohongiku,” imbuhnya. Kikan sebenarnya tak mempercayai perkataan Musi. Di sisi lain, ia juga penasaran dengan maksud dan tujuan Musi membohonginya. Maka dari itu, ia tetap menuju ke pohon durian itu. Sesampainya di sana, ia memandang sekitar pohon. Tapi, ia tak menemukan Harimau. “Hmm, benar kan perasaanku. Musi telah membohongiku. Lantas, apa tujuannya berbohong?” ucapnya dalam hati. Lalu, ia melihat ada seutas tali yang tertutup dahan tepat di bawah pohon durian. “Ooooh, jadi ini tujuannya membohongiku? Ia ternyata ingin menjebakku. Awas ya kamu Musi!” batin Kikan. Perlahan-lahan ia memindahkan tali jebakan itu sedikit bergeser dari tempat semula. Ia lalu kembali menemui musang licik itu dengan rona wajah bahagia. “Hai, Musi! Aku sudah bertemu Harimau. Katanya, ia tak ingin bertemu denganku. Justru, ia ingin berbicara denganmu. Katanya, ada kabar baik yang ingin ia sampaikan.” ucap Kikan. “Eh, Kikan. Kamu baik-baik saja?” tanya Musi kebingungan. Dalam hati, ia bertanya-tanya, kenapa Kikan tak terperangkap dalam jebakan para warga. “Tentu saja aku baik-baik saja. Aku kan hanya menemui seekor Harimau yang baik hati. Apa memang yang kau harapkan?” tanya Kikan. “Ah, iya benar juga. Emm, kira-kira, kenapa si Harimau memanggilku, ya? Kau tahu alasannya, Kan?” ucap Musi. “Tentu saja aku tahu. Ia mau memberikan seekor ayam untukmu. Kamu suka ayam, kan?” jawab seekor kancil cerdik itu. “Iya, aku sangat menyukai ayam,” jawab Musi. Dengan hati yang gembira dan tanpa curiga, ia langsung bergegas menemui Harimau. Perutnya keroncongan karena sedari pagi belum makan. Kelicikan Berakhir Petaka Sesampainya di bawah pohon durian, Musi teringat akan jebakan para warga. Ia lalu melihat dengan seksama bawah pohon itu. “Tampaknya, jebakan itu ada di sini. Kenapa sekarang sudah tidak ada? Apakah sudah hilang? Itulah kenapa Kikan baik-baik saja,” ucap Musi. Baru selangkah berjalan, tiba-tiba, ada perangkap yang mengikat kakinya. Salah satu kaki Musi terikat tali jebakan yang telah warga siapkan. Ia lalu berteriak meminta tolong. Namun, tak ada yang mendengar. “Tolong-tolong, siapa pun tolong aku!” teriak Musi. Si Kikan yang samar-samar mendengar suara minta tolong lalu berlari menemui Musi. Namun, ketika sampai di sana, para warga telah menangkap musang itu. Ia harus bertanggung jawab atas tindakan pencuriannya. Baca juga Kisah dari Nusa Tenggara Barat, Kembang Ander Nyawe Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Kamu Simak Unsur Intrinsik Sudah membaca cerita Kancil dan Musang Licik sampai tuntas? Ceritanya bagus, kan? Nah, sekarang saatnya kamu mengulik unsur intrinsiknya! Berikut ulasannya; 1. Tema Tema atau inti cerita dongeng Kelinci dan Musang ini adalah tentang sosok licik yang kena batunya. Tak hanya suka mencuri, tokoh antagonis dalam kisah ini juga menjebak temannya sendiri. 2. Tokoh dan Perwatakan Sumber YouTube – Kartun Anak Ada dua tokoh utama dalam cerita ini. Siapa lagi kalau bukan Musi dan Kikan. Musi alias si musang adalah tokoh antagonis dalam kisah ini. Ia sukanya mencuri ayam warga untuk memberi kepuasan pada perutnya sendiri. Tak hanya itu saja, ia juga tega membohongi dan menjebak Kikan. Beruntung, Kikan alias si kancil yang merupakan tokoh protagonis adalah sosok yang cerdas dan tak mudah tertipu. Sehingga, ia tak mudah terjebak. 3. Latar Cerita Kancil dan Musang menggunakan latar tempat di hutan yang tak terlalu rimba. Selain itu, dongeng ini juga menggunakan tempat di bawah pohon durian, rumah warga, dan kandang ayam. 4. Alur Cerita Kancil dan Musang Cerita Kancil dan Musang menggunakan alur maju. Kisahnya bermula dari seekor musang yang kerap mencuri ayam milik para warga. Karena semakin resah, para warga pun membuat jebakan untuk menangkap pencuri ayam mereka. Sialnya, musang bernama Musi itu mengetahui rencana warga. Meski begitu, ia tetap nekat mencuri ayam. Kemudian, para warga mengetahui kalau musang adalah pencuri ayam mereka. Sayangnya, Musi berhasil kabur. Ia lalu membohongi dan menjebak si kancil agar temannya itulah yang terkena jeratan tali dari jebakan para warga. Beruntung, kancil adalah hewan yang cerdas. Ia tak terkena jebakan tali. Pada akhirnya, musang terkena jebakan itu. 5. Pesan Moral Ada beberapa pesan moral yang bisa kamu petik dari cerita Kancil dan Musang ini. Pertama, janganlah suka mencuri. Apa yang kamu ambil bisa saja sangat berarti bagi pemiliknya. Kedua, jadilah orang yang jujur alias jangan suka berbohong. Sifat licik dan pembohong dari si musang dalam kisah ini tak pantas untuk kamu tiru. Terakhir, jadilah orang cerdas seperti si Kikan. Meski sudah tahu bahwa si Musi membohonginya, ia tetap bertindak seolah-olah percaya padanya. Ia melakukan hal itu untuk memberi pelajaran pada si Musi. Selain unsur-unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik yang bisa kamu simpulkan berdasarkan dongeng ini. Sebut saja nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat setempat, misalnya saja nilai moral, sosial, dan budaya. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Fakta Menarik Setelah membaca cerita dan unsur intrinsik dongeng Kancil dan Musang, tak lengkap kalau kamu belum mengulik fakta menariknya. Apakah itu? Langsung saja simak ulasan berikut; 1. Memiliki Beragam Versi Cerita Dongeng ini tak hanya memiliki satu versi cerita saja. Ada versi yang mengisahkan bila si Musang di hutan hendak memakan ayam hasil curiannya dari rumah warga. Kancil yang mengetahui hal tersebut tak diam saja. Ia lalu menghentikan tindakan Musang. “Musang, hentikan. Kau tak akan mampu memakan seluruh ayam itu. Bagaimana kalau berbagi denganku?” ucap Kancil. Musang yang tak cerdas pun menuruti kata-kata hewan cerdik itu. Lalu, Kancil berkata, “Tapi, Mus, ayam ini sebentar lagi bertelur. Bagaimana kalau kita memakannya setelah ia bertelur? Nanti, anak-anaknya bisa kita makan juga,” bujuk Kancil yang mencoba menghentikan Musang. Singkat cerita, Musang menyetujui segala pendapat Kancil. Saat ayam sudah bertelur, ia meminta Musang menunggu ayam kecil hingga besar. Saat sudah besar, ayam-ayam itu pun menyerang Musang. Baca juga Cerita Rakyat Putri Siluman dari Lampung dan Ulasannya, Pelajaran tentang Kesetiaan dan Kesabaran Suka dengan Cerita Dongeng Kancil dan Musang Ini? Demikianlah cerita dongeng Kancil dan Musang beserta ulasan lengkapnya seputar unsur intrinsik dan fakta menarik. Sukakah kamu dengan cerita yang kami sajikan? Jika suka, bagikan kisah ini pada teman-temanmu, ya! Kalau mau baca kisah lainnya, teruslah telusuri kanal Ruang Pena pada Ada dongeng Semut dan Merpati, cerita Kelinci dan Kura-Kura, atau Buaya dan Monyet. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Suatuhari si monyet datang menemui kancil, ternyata si monyet ingin meminjam beberapa makanan milik kancil. Tupai Duduk Termenung Di Dahan Pohon, Sambil Memandang Langit Yang Cerah. Cerita pendek dalam bahasa arab : Cerita anak anak singkat kali ini bercerita tentang si kancil dan si monyet. 21 juli 2018 dongeng cerita rakyat. Navigasi pos
SangMonyet dengan degil dan berkeras berkata , " itu tidak penting , aku hendak buah itu ". Monyet itu telah pergi dengan pantas, berpura-pura tidak tahu kata-kata Kancil dan Kura-kura.Dan dia telah memilih beberapa cili yang pedas itu, kemudian dia telah memakannya dengan lahapnya. Tiba-tiba Monyet itu mula melompat-lompat dan menjerit-jerit
8CuKRg.
  • 455mfgj0c2.pages.dev/373
  • 455mfgj0c2.pages.dev/134
  • 455mfgj0c2.pages.dev/62
  • 455mfgj0c2.pages.dev/258
  • 455mfgj0c2.pages.dev/351
  • 455mfgj0c2.pages.dev/283
  • 455mfgj0c2.pages.dev/264
  • 455mfgj0c2.pages.dev/63
  • 455mfgj0c2.pages.dev/155
  • cerita pendek kancil dan monyet